Headlines News :
Home » , , , , » KOMUNITAS LAWAS PEMEGANG TEGUH SENI DAN BUDAYA

KOMUNITAS LAWAS PEMEGANG TEGUH SENI DAN BUDAYA

Written By Agoes maulana on Jumat, 06 Maret 2015 | 00.52

KEMANG | Keberadaan sebuah seni dan budaya serta adat istiadat yang berla­ku di tengah masyarakat adalah sebu­ah ciri terhadap nilai peradaban ma­sya­rakat itu sendiri. Sebagai Mahluk sosial dan beragama tentu hidup saling ber­dampingan dan saling membutuhkan adalah suatu hal yang tak bisa dielakan.


“Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah, baik secara Hak dan Kewa­ji­ban atas kehidupan di bumi ini, baik da­lam kehidupan beragama, ber­bang­sa dan bernegara,” terang Babeh Amsar (60) pendiri sekaligus pembina Komunitas Laskar Wayang Sejati (Lawas) saat ditemui Harian Bogor di Pendopo Lawas yang berlokasi di Dusun Babakan RT 01 RW 05 Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.


Babeh, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan, dalam UUD 1945, Pan­ca­sila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan bernegara dan berbang­sa telah sangat jelas bahwa bahwa ke­merdekaan berkelompok atau berorganisasi bagi masyarakat, sejatinya adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kekuatan dan aset bangsa Indonesia.

“Ada banyak budaya, adat istiadat serta kearifan lokal suatu daerah, yang proses serta keberadaannya, terus menerus tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu serta perubahan jaman. Semua itu potensi bangsa yang bisa dimaksimalkan demi kesejahteraan dan kedamaian umat manusia,” paparnya.

Paguyuban Laskar Wayang Sejati (Lawas), Lanjutnya, yang dibentuk pada 22 Maret 2013, bertepatan dengan tanggal 10 Jumadil Awal 1434 H, bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan dan menyatukan berbagai perbedaan Suku, Agama, Budaya agar tercipta kehidupan bermasyarakat yang damai dan harmonis.

“Memang tidak mudah mencapai hal tersebut, makanya dibutuhkan rasa tanggung jawab, yang dilandasi oleh nilai-nilai Luhur Persatuan dan Kesatuan dari semua elemen masya­rakat.” ujar Babeh Amsar.

Sementara itu, Agus Maulana, Ke­tua Paguyuban Lawas menjelaskan bah­wa, sesungguhnya keberadaan se­buah paguyuban atau organisasi ke­masyarakatan, merupakan titik awal menuju perbaikan kualitas kehi­dupan sosial bermasyarakat.

“Saat ini proses mempertahankan kesatuan dan persatuan antar anak bangsa baik dibidang politik, ekonomi, Budaya, Agama di tingkat daerah mau­pun nasional, sangat rentan dengan berbagai penyimpangan dan godaan, bahkan kemungkinan dimanfaatkan oleh kepentingan-kepentingan individu yang tidak bertanggung jawab.” ujar lelaki yang akrab disapa Ewo ini.

Namun demikian, Agus berharap, ber­dirinya Paguyuban Lawas atau or­mas apapun, dapat membantu me­ning­katkan peran serta masyarakat da­lam mengisi dan mempertahankan ke­daulatan bangsa dan Negara Kesa­tuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah diperjuangkan para pahlawan dengan keringat, darah, harta bahkan nyawa.

“Paguyuban Lawas memiliki ikrar Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh, sedangkan mottonya adalah Batja, Adji, dan Udji Diri Sendiri. Ikrar dan Motto itu bertujuan untuk membangun karakter keimanan dan ketaqwaan dikala­ng­an anggota khususnya, agar dapat ber­man­faat bagi masyarakat dan ling­ku­ngan dengan memberikan sumbangsih Tenaga, pikiran, waktu dan lain-lain yang bersifat positif sesuai dengan ke­mampuan masing-masing.” pumgkas Agus Maulana.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Kanjeng Igon | Kanjeng Igon
Copyright © 2015. LASKAR WAYANG SEJATI.COM - Hak cipta dilindungi
Template Dibuat by Kangjeng Igon Published by Kanjeng Igon
Proudly powered by Igon