KEMANG | Keberadaan sebuah seni dan budaya serta adat istiadat yang berlaku di tengah masyarakat adalah sebuah ciri terhadap nilai peradaban masyarakat itu sendiri. Sebagai Mahluk sosial dan beragama tentu hidup saling berdampingan dan saling membutuhkan adalah suatu hal yang tak bisa dielakan.
Babeh, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan, dalam UUD 1945, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan bernegara dan berbangsa telah sangat jelas bahwa bahwa kemerdekaan berkelompok atau berorganisasi bagi masyarakat, sejatinya adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kekuatan dan aset bangsa Indonesia.
“Ada banyak budaya, adat istiadat serta kearifan lokal suatu daerah, yang proses serta keberadaannya, terus menerus tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu serta perubahan jaman. Semua itu potensi bangsa yang bisa dimaksimalkan demi kesejahteraan dan kedamaian umat manusia,” paparnya.
Paguyuban Laskar Wayang Sejati (Lawas), Lanjutnya, yang dibentuk pada 22 Maret 2013, bertepatan dengan tanggal 10 Jumadil Awal 1434 H, bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan dan menyatukan berbagai perbedaan Suku, Agama, Budaya agar tercipta kehidupan bermasyarakat yang damai dan harmonis.
“Memang tidak mudah mencapai hal tersebut, makanya dibutuhkan rasa tanggung jawab, yang dilandasi oleh nilai-nilai Luhur Persatuan dan Kesatuan dari semua elemen masyarakat.” ujar Babeh Amsar.
Sementara itu, Agus Maulana, Ketua Paguyuban Lawas menjelaskan bahwa, sesungguhnya keberadaan sebuah paguyuban atau organisasi kemasyarakatan, merupakan titik awal menuju perbaikan kualitas kehidupan sosial bermasyarakat.
“Saat ini proses mempertahankan kesatuan dan persatuan antar anak bangsa baik dibidang politik, ekonomi, Budaya, Agama di tingkat daerah maupun nasional, sangat rentan dengan berbagai penyimpangan dan godaan, bahkan kemungkinan dimanfaatkan oleh kepentingan-kepentingan individu yang tidak bertanggung jawab.” ujar lelaki yang akrab disapa Ewo ini.
Namun demikian, Agus berharap, berdirinya Paguyuban Lawas atau ormas apapun, dapat membantu meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengisi dan mempertahankan kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah diperjuangkan para pahlawan dengan keringat, darah, harta bahkan nyawa.
“Paguyuban Lawas memiliki ikrar Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh, sedangkan mottonya adalah Batja, Adji, dan Udji Diri Sendiri. Ikrar dan Motto itu bertujuan untuk membangun karakter keimanan dan ketaqwaan dikalangan anggota khususnya, agar dapat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan dengan memberikan sumbangsih Tenaga, pikiran, waktu dan lain-lain yang bersifat positif sesuai dengan kemampuan masing-masing.” pumgkas Agus Maulana.
Posting Komentar